Hidden Love
Rayyan, seorang pemuda yang cerdas namun pemalu, selalu berusaha menjaga jarak dari perasaan yang mengusiknya. Salsabila, gadis yang anggun dan penuh dengan keceriaan, selalu menjadi pusat perhatian, namun terlihat menyimpan misteri yang membuat Rayyan penasaran.
Rayyan selalu memperhatikan Salsabila dengan penuh kekaguman. Setiap gerak-gerik Salsabila, setiap senyum yang ia berikan, selalu membuat hatinya berdebar. Namun, seperti kebanyakan pemuda yang tenggelam dalam perasaan, Rayyan merasa ragu untuk mengungkapkan apa yang ada di hatinya. Ia takut jika perasaan itu akan merusak hubungan mereka yang sudah ada perasaan itu seakan terlalu besar untuk dia ungkapkan.
Salsabila, meskipun selalu tampak ceria dan bebas, merasa ada sesuatu yang hilang dalam hidupnya. Dalam keramaian teman-temannya, ia selalu merasa kesepian, seakan ada sebuah kekosongan yang tak bisa diisi dengan tawa dan canda. Di dalam hatinya, ia tahu ada seseorang yang selalu memperhatikannya, seseorang yang selalu ada di sana, meskipun tidak pernah berbicara.
Pada suatu pagi yang cerah, saat matahari baru saja menyinari kelas mereka, Salsabila berdiri di dekat jendela. Dia menatap ke luar, merasakan angin pagi yang menyentuh wajahnya. Rayyan, yang duduk di belakang kelas, diam-diam memandangi Salsabila. Entah mengapa, pagi itu perasaannya semakin kuat. Hatinya seakan memanggil-manggil, seolah ada yang harus dia lakukan. Ia merasa bahwa hari itu adalah hari yang tepat untuk mengungkapkan perasaannya.
Namun, ketakutan dan keraguan masih menghalanginya. Ia tak tahu apa yang akan terjadi setelahnya, apakah Salsabila akan menerima perasaannya atau justru menjauhkan dirinya. Dengan hati yang penuh kegelisahan, Rayyan menatap meja, berpikir tentang bagaimana cara mengungkapkan apa yang ada di dalam hatinya.
Salsabila, yang sepertinya merasakan pandangan Rayyan, akhirnya berbalik dan mendekati tempat duduknya. Senyum tipis menghiasi wajahnya. "Rayyan," panggilnya dengan lembut, "ada yang ingin kamu katakan?"
Rayyan terkejut, tetapi tak dapat mengelak. Hatinya seperti dipaksa untuk berbicara. "Aku... aku hanya ingin mengatakan bahwa aku sudah lama memperhatikanmu, Salsabila. Aku tidak tahu bagaimana mengungkapkannya, tetapi perasaan ini semakin besar setiap hari. Aku hanya ingin kamu tahu bahwa aku menyukaimu."
Salsabila terdiam sejenak, tatapannya lembut, namun ada kehangatan di matanya. "Rayyan," kata Salsabila, "Aku juga merasa hal yang sama. Aku sudah lama menunggu kamu untuk mengungkapkannya, tapi aku tidak ingin membuatmu merasa terbebani."
Dengan kelegaan yang luar biasa, Rayyan merasa seperti dunia mereka tiba-tiba menyatu. Ia tak perlu lagi menunggu dalam ketakutan. Mereka berdiri di tengah-tengah ruang kelas, seakan semua orang di sekitar mereka menghilang dalam keheningan, hanya ada mereka berdua.
Dalam Diam, Cinta Berbicara