About A Cat
Ia bukan siapa-siapa, dan oleh dunia ia pun tak diharapkan menjadi siapa-siapa. Namun di dalam dadanya, dunia itu sendiri menggeliat seperti embun yang menetes dari hati bumi. Di hadapannya, seekor kucing kecil duduk dengan tenang. Bulunya cokelat muda, seperti tanah yang menerima jejak pertama dari kaki manusia setelah hujan panjang.
Kucing itu bukan milik siapa-siapa, karena tak ada yang dapat memiliki jiwa yang bebas. Ia adalah anak dari jalanan, kekasih dari senja, dan teman rahasia malam. Ia tak meminta apapun, namun ketika anak laki-laki itu menyentuh kepala kecilnya dengan lembut, ia menutup mata seperti sedang mendengar doa yang tidak disampaikan lewat kata-kata.
"Wahai makhluk sunyi, engkau duduk dalam damai yang bahkan para pendeta pun tak bisa jangkau. Apakah engkau mengetahui rahasia yang dilupakan manusia? Apakah dunia bagimu hanyalah selimut hangat cahaya dan bayangan, tanpa beban akan masa lalu dan rasa bersalah yang tumbuh di hati mereka yang terlalu banyak berpikir?"
Kucing itu tidak menjawab, karena jawaban tidak selalu datang dalam bentuk suara. Jawaban sejati adalah kehadiran itu sendiri. Ia menganggukkan kepalanya pelan, seperti mengatakan: “Diamlah, anak manusia. Segala yang kau cari telah ada dalam dadamu sebelum kau belajar menyebut nama-nama benda.”
Sang anak mengusap bulu halus kucing itu, dan dalam sentuhan itu ia merasakan sesuatu yang tak pernah diajarkan dalam buku. Di dunia yang terburu-buru, di mana setiap orang mengejar sesuatu yang mereka sendiri tak pahami, seekor kucing duduk dalam kesempurnaan saat ini. Tidak terburu, tidak tertahan.
Dan anak itu berpikir, "Aku ingin hidup seperti engkau. Aku ingin tahu bagaimana rasanya tidak ingin menjadi siapapun kecuali diriku sendiri. Aku ingin tidur tanpa rasa takut akan hari esok dan bangun hanya untuk mencintai pagi yang lain.”
"Cinta yang sejati tidak datang dari kepemilikan, tapi dari keberadaan bersama. Dan keindahan tidak meminta untuk diakui, ia hanya hadir dan berlalu, seperti cahaya sore yang jatuh di jendela seorang penyair yang tak pernah dikenal."
Dan langit pun mulai berwarna emas.
Dalam Sentuhan yang Tak Bernama